Kamis, 12 April 2012

History BJ Habibie

#Perilaku Organisasi
Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.

Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.

Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun
kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman..



Kebijakan Pendidikan Pemerintahan BJ HabibieOleh Rum Rosyid, Univ Tanjungpura Pontianak
Sebenarnya agak sulit memisahkan era Habibe dan era Soeharto, karena darikacamata krisis dan kebijakan, era ini adalah kelanjutan dari era Soeharto.Itulah sebabnya lebih tepat bila dikatakan bahwa era ini adalah era ekonomi pasca 21 Mei. Di era ini, situasi yang menyenangkan memang masih tidak bersama kita.Tengok saja situasi ekonomi saat ini: BPS memperkirakan bahwa jumlah orangmiskin di Indonesia akan pada tahun 1998 akan hampir mencapai 80 juta. Suatu jumlah yang fantastis yang bahkan lebih buruk dari 20 tahun yang lalu ketika pada tahun 1976 jumlah orang miskin tercatat sekitar 54 juta. Situasi duniausaha pun tak jauh berbeda. Upaya untuk melihat perkembangan ekonomi di era Habibiemungkin bisa dilihat dari beberapa indikator berikut.
1.Nilai tukar dan pasar modal
Situasi ekonomi seperti yang disebut diatas tidak mengalami perbaikan dalam eraHabibie, bahkan mengalami penuruan. Ini bisa dilihat dengan semakin jatuhnya nilaitukar yang - walau tanggal 19 Agustus sempat mencapai Rp11.700 - tetap terpuruk.Kapitalisasi pasar modal juga tidak mengalami perbaikan, bahkan beberapa waktuterakhir mengalami penurunan. Tentu saja agak terlalu berlebihan bila kita menganggap bahwa kurs yang terpuruk ini semata-mata disebabkan karena naiknya Habibie sebagaiPresiden. Ada faktor lain yang juga berperan, seperti kekuatiran terhadap masalah politik dan keamanan.Kerusuhan yang terjadi tanggal 13-15 Mei Department of Economics, Research School of Pacific and Asian Studies, Australian National University juga memberikan kontribusiterpuruknya nilai tukar dan kapitalisasi pasar. Tetapi perlu dilihat bahwa kebijakan yangdibuat selama era Habibie memang tidak berhasil mengembalikan kepercayaan pasar.Satu fenomena yang menarik selama krisis ini adalah fenomena vote by dollar, dimanaketidak puasan atau ketidakpercayaan terhadap kebijakan ekonomi atau situasi ekonomidimanifestasikan dalam bentuk berpindahnya modal atau ditukarnya rupiah ke mata uangasing seperti US $. Karena itu dari konsep vote by dollar terlihat bahwa Habibie tidak berhasil mengembalikan kepercayaan itu. Berita akan masuknya dana CGI memangsedikit memperkuat rupiah tetapi di masih berada di tingkat Rp 11.000. Bila nilaitukar masih bertahan pada angka ini maka lebih dari 70% perusahaan secara teknismengalami bangkrut.
2. Uang beredar, defisit anggaran dan inflasi
Dalam periode Januari-Juli minggu ke 3 1998, uang primer tumbuh sebesar 26,6%.Pertumbuhan yang paling tinggi terjadi dalam bulan Mei, yaitu periode peralihan, dimana MO atau uang primer tumbuh sebesar 11%. Bandingkan dengan periode JanJulitahun 1997 dimana uang primer tumbuh sebesar 12,7%. Uang beredar dalam arti luas(M2) setelah Habibie memerintah tumbuh relative tinggi, yaitu tercatat sebesar 8% pada bulan Mei, dan 15% pada bulan Juni. Sumber utama pertumbuhan pada bulan Juni adalahtagihan untuk sektor swasta yang tumbuh sebesar 19,9%. Dari sisi ini kita melihat bahwaadanya peningkatan jumlah uang beredar yang tentunya akan memberikan kontribusikepada inflasi yang tinggi.

Dari sisi anggaran pemerintah Habibie melakukan revisi anggaran, dan untuk 1998/99anggaran mengalami defisit sebesar 8,5% dari PDB. Defisit yang besar ini tentu saja jugaakan memberikan kontribusi kepada inflasi. Perhitungan dampak ekspansi moneter darianggaran menunjukkan bahwa dengan defisit 8,5% dari PDB, maka terjadi ekspansimoneter sebesar 56,9 trilyun rupiah. Tambahan uang beredar sebesar 56,9 trilyun dari sisifiskal ini tentu akan mendorong inflasi ketingkat yang lebih tinggi lagi. Tingkat inflasisendiri sudah mencapai 59%. Tingkat inflasi untuk makanan, pada bulan sejak bulanJuni dan Juli meningkat cukup tajam yaitu sebesar 7 dan 12%. Dari sisi ini terlihat adanya pemburukan selama pemerintahan Habibie.Tentu saja inflasi ini dipengaruhi oleh paling tidak 3 hal, yaitu imported inflation, yangterjadi karena semakin memburuknya nilai tukar, masalah meningkatnya uang beredar dan juga masalah distribusi atau problema sisi penawarannya. Dari sisi ini kita bisamelihat bagaimana inflasi akan mengancam kita dari dalam bulan-bulan kedepan. Itulahsebabnya penajaman prioritas dari subsidi harus dilakukan, sehingga kebiiakan yangmuncul juga harus memiliki argumentasi pertimbangan ekonomis rasional dan bukansekedar efisien untuk dukungan politik saja.Pada sisi dunia usaha, kita melihat bahwa dengan nilai tukar Rp 8000, 63% dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta memiliki rasio utang dollar terhadap totalasset 50% atau lebih. Dan pada kurs Rp l0.000,- rasio ini akan meningkat lagi menjadihampir 70%. Tingkat pengangguran juga meningkat sangat drastis hingga 20 juta. Angka pertumbuhan ekonomi sendiri tahun ini diperkirakan mencapai -15%, bahkan perhitungansatu lembaga dari Amerika Serikat memperkira- kan pertumbuhan ekonomi yangmencapai minus 30%. Tingkat upah riil mengalami penurunan di hampir semua propinsidi Indonesia. Penurunan upah riil yang paling tajam terjadi di pulau Jawa, dimana tingkatupah riil turun lebih dari 10% dalam 6 bulan krisis.Tingkat inflasi sudah mencapai 59%. Khusus untuk bahan makanan inflasi telahmencapai 82,7%. Dari sisi pangan FAO memperkirakan 7,5 juta orang di 15 propinsiakan mengalami kurang pangan. Produksi padi per kapita riil mengalami penurunan 10% pada tahun 1998 dibandingkan tahun 1997. Dengan gambaran yang tidak bersahabatini kita mencoba melihat perkembangan ekonomi di era Habibie.Umar Juoro mencontohkan, pada era Presiden Habibie, ekonomi Indonesia dihadapkan pada masalah perubahan eksternal seperti meningkatnya harga minyak dunia, lemahdalam pengelolaan aset-aset produktif, dan dalam penyelesaian konflik bisnis.. Rupiah pada waktu itu mencapai Rp 16.000 per US$. Tetapi kemudian dalam waktu singkat bisaditurunkan hingga di bawah Rp 10.000. Kuncinya pada waktu itu, kata Umar, adalah pilihan kebijakan yang berani, kebijakan yang tidak konvensional dengan menaikkandefisit anggaran dan memberikan porsi anggaran yang besar untuk jaring pengamansosial.Karena Iptek sering diasosiasikan dengan figur Habibie maka saat pemerintahan bergantiada sementara pihak yang mengkhawatirkan kelanjutan program-progam Iptek. Boleh jadi, meminjam analisa Bito (1994), disebabkan kebijakan Iptek belum merupakan
kemukakan, kita akan mengembangkan pemerintahan yang bersih dan bebas dariinefisiensi, karena praktek-praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme," tegas Presiden."Sejalan dengan itu, saya juga menekankan dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkanaparatur yang bersih dan berwibawa, yang mampu memberikan arahan dan pelayanansebaik-baiknya kepada masyarakat," tegas Habibie.
Independensi Bank Indonesia
Habibie juga menegaskan, dengan sengaja melepaskan Gubernur Bank Indonesia (BI)dari kabinet, untuk meningkatkan obyektivitas dan menjamin kemandirian BI. "BI harusmempunyai kedudukan khusus dalam perekonomian, serta bebas dari pengaruh pemerintah dan pihak mana pun juga, berdasarkan Undang-undang," katanya.Menjadi pimpinan di Industri Pesawat Terbang skala besar di Jerman selama bertahun-tahun memberikan inspirasi dan mempengaruhi pemikiran Habibie. Berlandaskan pengalaman itu, Habibie memiliki keyakinan bahwa untuk bisa menjadi negara majutidak selalu perlu melewati “tahap-tahap” pembangunan yakni pertanian/agraris industri pengolahan pertanian, manufaktur, industri teknologi rendah/menengah baru ke teknologitinggi. Ia mengemukan teori pembangunan ekonomi negara yang berbeda yakni “Darinegara agraris langsung melompat ke tahap negara industri teknologi tinggi”, tanpa harusmenunggu dan melewati kematangan indsutri pertanian, atau tahapan industri manufaktur serta teknologi rendah.“The basis of any modern economy is in their capability of using their renewable humanresources. The best renewable human resources are those human resources which are in a position to contribute to a product which uses a mixture of high-tech.” (Sumber : BBC:BJ Habibie Profile -1998)Dari teori pembangunan ekonomi tersebut, Habibie sangat menekankan pada kualitasSDM bukan semata SDA. Dengan meningkatkan sumber daya manusia (humanresources), maka kita dapat membuat produk berteknologi tinggi dimana memiliki nilai jual yang tinggi. Hal ini pun akan mentriger berdirinya perusahaan-perusahaan pendukung dengan teknologi lebih rendah. Jadi, prinsip pembangunan industri alaHabibie adalah Top-Down (dari tinggi hingga ke rendah). Sedangkan secarakonvensional adalah dari Down-Top (dari industri teknologi rendah ke teknologi tinggi).Selama masa pengabdiannya di Indonesia, Habibie memegang 47 jabatan penting seperti:Direkur Utama (Dirut) PT. Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN), Dirut PT IndustriPerkapalan Indonesia (PAL), Dirut PT Industri Senjata Ringan (PINDAD), KepalaOtorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam, Kepala BPPT, Kepala BPIS, KetuaICMI, dan masih banyak lagi.Sejak era reformasi 1998, tampaknya hanya Habibie yang menjadi presiden yang benar- benar sukses mengelola ekonomi dengan baik. Dalam kondisi yang amburadul, kacau balau baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan tiada hari tanpa demonstrasi,Habibie mampu membawa ekonomi Indonesia yang lebih baik. Meskipun PresidenSingapura Lee Kuan Yeew berusaha mendiskritkan kemampuan Habibie untuk memimpin Indonesia, toh Habibie menunjukkan bukti. Ketika banyak orang yangmenyangsikan bahwa Habibie mampu bertahan selama 3 hari sebagai Presiden, namunsemua dapat dilalui. Lalu, pihak-pihak yang tidak suka dengan Habibie pun

menyampaikan opini bahwa Habibie tidak mampu bertahan lebih dari 100 hari. Sekalilagi, Habibie membuktikan bahwa ia mampu memimpin Indonesia dalam kondisi kritis.Dari nilai tukar rupiah Rp 15000 per dollar diawal jabatannya, Habibie mampu membawanilai tukar rupiah ke posisi Rp 7000 per dollar. Ketika inflasi mencapai 76% pada periodeJanuari-September 1998, setahun kemudian Habibie mampu mengendalikan harga barangdan jasa dengan kenaikan 2% pada periode Januari-September 1999. Indeks IHSG naik dari 200 poin menjadi 588 poin setelah 17 bulan memimpin. Tentu, indikator-indikator kesuksesan ekonomi era Habibie tidak dapat diikuti dengan baik oleh masa pemerintahMegawati maupun SBY.
Kota Batam : Miniatur Pembangunan Habibie
Disaat Hari Jadi Kota Batam ke 180 tahun 2009 ini sedang digelar dan dipersiapkansecara matang oleh para panitia, masyarakat Batam juga berkesempatan dengan orangyang dulunya pernah menakhodai arah kebijakan pengembangan Batam dalam kurunwaktu cukup lama yang juga mantan Presiden RI, BJ Habibie. Kedatangannya ke Batamuntuk menghadiri Silahturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendikiawan MuslimIndonesia (ICMI) di Hotel Novotel dan peresmian Klinik Ginjal R.A. Habibie di RumahSakit Budi Kemuliaan (RSBK). Pada saat memberikan orasinya pada Jumat (10/12)diacara Silaknas ICMI, Habibie membahas persoalan perekonomian. Pria yang berjasadalam pembangunan Kota Batam ini menyebut bahwa Batam tidak mempunyai apapun.Dibukanya Batam timbul dari pemikiran Suharto setelah melihat letak Batam yangstrategis dan berhadapan dengan Singapura dan Malaysia.Pada waktu itu, kapal-kapal tanker asing bebas hilir mudik di perairan Batam yangmerupakan jalur pelayaran internasional. Pada saat itu lah timbul pikiran dari PresidenSoeharto untuk mengembangkan Batam sebagai kawasan perdagangan dan industri. Namun kini, Batam menurutnya sudah banyak perubahan dan berkembang. Jumlah penduduk sudah mencapai 900 ribu jiwa dan jumlah ini akan terus bertambah untuk kotaseperti Batam. Batam memang tidak memiliki Sumber Daya Alam (SDA) untuk diolah.Untuk itu ia mengajak agar bangsa Indonesia untuk memberdayakan Sumber DayaManusia (SDM). Orang yang paling berpengaruh terhadap peningkatan SDM adalah ibu.”Ibu kuncinya. Peranan ibu dan perempuan harus dikeluarkan dari ketertinggalan danharus berada di garis depan, bahu membahu bersama bapak,” katanya dan disambuttepukan meriah dari peserta Silaknas.Dulu, pertumbuhan ekonomi di Batam mencapai 17 persen ketika ia masih memimpinsebagai Ketua Otorita Batam (OB). Berdasarkan data dari BPS, pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Batam mencapai 7,8 persen. Menurutnya, tidak perlu salingmenyalahkan terhadap menurunnya pertumbuhan ekonomi ini. ”Yang terpenting harussegera memperbaikinya. Jangan saling menyalahkan. Dan orang Batam harusmenyelesaikan permasalahannya. Jangan melibatkan orang luar,” katanya penuhsemangat dihadapan seluruh peserta Silaknas ICMI yang hadir. Habibie memberikan tigakiatnya dalam menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapi. Pertama, bekerjakeras tanpa mengenal rasa lelah. Kedua, selalu rasional dan fair terhadap orang lain dan

menyelesaikan permasalahan dengan waktu yang sesingkatnya dengan pengorbananyang seminimnya serta mampu bekerja dengan satu tim.”Jangan pernah mau jadi pahlawan. Yang penting bisa tidur nyenyak dan menjaga persatuan sehingga masyarakat menjadi rakyat yang madani,” paparnya. Salah satulangkah yang harus ditempuh untuk memperbaiki perekonomian adalah denganmenggerakkan pasar dalam negeri. Harus sistematis namun tidak berati pasar dalamnegeri harus di proteksi. Langkah yang ditempuh untuk menggerakkan produk dalamnegeri ini yakni dengan daya saing, meningkatkan kualitas dan SDM.Pada saat membuka Silaknas, Habibie memaparkan makalah yang berjudul ”IndonesiaAbad XXI, Unggul? Makalah ini menurutnya pernah paparkan dihadapan civitasakademica ITB. Jika pada saat pemaparan dihadapan citivtas academika ITB, Habibie berbicara sampai empat jam, kemarin pada saat pembukaan Silaknas, ia berbicara hampir,1,5 jam. Itu pun setelah seluruh peserta Silaknas menyetujui dirinya untuk menambahwaktu pemaparan.”Pada saat memberikan pemaparan di ITB, makalah saya berjudul ”Indonesia Abad2045,” ujar suami dari Ainun Habibie ini. Secara kenyataan, Indonesia Kaya, tapi miskin.Mengapa? ”Karena saat ini masih banyak rakyat Indonesia yang tidak tahu besok makannya bagaimana. Masih banyak yang belum bisa menikmati air bersih yang sehattermasuk pendidikan,” katanya memberi alasan. Ini disebabkan karena agrobisnis dan pertambangan belum bisa menyediakan lapangan pekerjaan untuk penduduk. Sehinggaitu perlu dilakukan perubahan dari mengandalkan SDA ke SDM. Sesuai dengan programMDG menuntaskan kemiskinan pada tahun 2015 yang dicetuskan pada tahun 2000.Diantaranya yang menjadi program MDG, untuk menanggulangi kemiskinan dankelaparan, meningkatkan kualitas pendidikan, kesetaraan gender, mengurangi angkakematian bayi dan angka kematian ibu saat melahirkan serta mengurangi jumlah penderita HIV/AIDS dan Malaria.Dalam kesempatan itu, Habibie juga membeberkan hasil perkembangan penduduk daritahun 2005 sampai dengan tahun 2045. Menurut catatannya, pada tahun 2005 jumlah penduduk mencapai 219 juta. Diprediksi pada tahun 2025 mencapai 273 juta. Ditahun2045 merupakan 100 tahun Indonesia merdeka dan jumlah penduduk mencapai 364 juta jiwa. Sama seperti di Batam, yang jumlah penduduknya sudah mencapai satu juta jiwa.”Orang memilih Batam karena di desa tidak ada pekerjaan,” tutur pria yang berusia 73tahun ini. Dari tahun ke tahun perkembangan kota di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 1961 hanya 14,8 persen penduduk yang tinggal di kota. Ditahun 2000 melonjak menjadi 42,2 persen dan asumsi pada tahun 2010 diprediksi penduduk yang tinggal di kota mencapai 57,4 persen. Habibe mengharapkan agar melalui Silaknas ini, ICMI dapat memberikan masukan dan turut mendukung pengentasan kemiskinan.
Habibie dan Demokrasi Indonesia
Ketika mendapat amanah menjadi Presiden RI ke-3, kondisi ekonomi, sosial, stabilitas politik, keamanan di Indonesia berada di ujung tanduk “revolusi”. Dengan mengambilkebijakan yang salah serta pengelolaan ekonomi yang tidak tepat, maka Indonesia 1998

berpotensi masuk dalam era “chaos” ataupun revolusi berdarah. (catatan : perlu diingat bahwa reformasi 1998 menelan ratusan bahkan ribuan korban pembunuhan dan pemerkosaan serta serangkaian kerusuhan, penjarahan, pembakaran, yang terutamaditujukan pada etnis Tionghoa). Untungnya di tahun 1998, Indonesia tidak masuk dalamera revolusi jilid-2 namun hanya masuk dalam era reformasi.Belajar dari kesalahan presiden pendahulunya, Jenderal Soeharto, Presiden Habibiememimpin Indonesia dengan cermat, cepat, telaten, rasional dan reformis. Habibiemenunjukkan perhatiannya terhadap keinginan bangsa untuk lebih mengerti danmenerapkan prinsip umum demokrasi. Perhatiannya didasarkan pada pengamatanHabibie pada pemerintahan Orde Lama dan sebagai pejabat pada masa Orde Baru,dimana telah mengarahkan beliau untuk mempelajari situasi yang ada. Melalui prosesyang sistematik, menyeluruh, dan menyatu, Habibie mengembangkan sebuah konsepyang lebih jelas, sebuah pengejewantahan dari proaktif dan prediksi preventive atasinterpretasi dari demokrasi sebagai sebuah mesin politik. Konsep ini kemudiandiimplementasikan dalam berbagai agenda politik, ekonomi, hukum dan keamananseperti:Kebebasan multi partai dalam pemilu (UU 2 tahun 1999)Undang Undang anti monopoli (UU 5 tahun 1999)Kebijakan Independensi BI agar bebas dari pengaruh Presiden (UU 23 tahun 1999)Kebebasan berkumpul dan berbicara, (selanjutnya masyarakat lebih mengenal istilahdemonstrasi)Pengakuan Hak Asasi Manusia (UU 39 tahun 1999)Kebebasan pers dan media,Usaha usaha menciptakan pemerintahan yang efektif dan efisien yang bebas dari korupsi,kolusi, dan nepotisme atau dengan kata lain adalah pemerintahan yang baik dan bersih.(Membuat UU Pemberantasan Tindak Korupsi pada tahun 1999)Penghormatan terhadap badan badan hukum dan berbagai institusi lainnya yang dibentuk atas prinsip demokrasi;Pembebasan tahanan-tahanan politik tanpa syarat, (eg. Sri Bintang Pamungkas danMuktar Pakpahan)Pemisahan Kesatuan Polisi dari Angkatan Bersenjata.Dalam waktu yang relatif singkat sebagai Presiden RI, Habibie telah memelihara pandangan modern beliau dalam demokrasi dan mengimplementasikannya dalam setiap proses pembuatan keputusan.Peran penting Habibie dalam percepatan proses demokrasi di Indonesia dikenal baik olehmasyarakat nasional ataupun internasional sehingga beliau dianggap sebagai “Bapak Demokrasi“. Komitmen beliau terhadap demokrasi adalah nyata. Ketika MPR, institusitertinggi di Indonesia yang memiliki wewenang untuk memilih Presiden dan WakilPresiden, menolak pidato pertanggung-jawaban Habibie (masalah referendum Timor-Timur), Habibie secara berani mengundurkan diri dari pemilihan Presiden yang baru padatahun 1999. Beliau melakukan ini, selain penolakan MPR atas pidatonya tidak mengekang beliau untuk terus ikut serta dalam pemilihan, dan keyakinan dari pendukung beliau bahwa beliau akan tetap bisa unggul dari kandidat Presiden lainnya, karena yakin bahwa sekali pidatonya ditolak oleh MPR akan menjadi tidak etis baginya untuk terus

kemampuan akademis dan keahlian khusus, baik melalui kelas reguler maupun kelas jarak jauh, menjadi lebih kompetitif.Dengan kesadaran tentang the new student map, sesungguhnya kita menginginkan agar universitas di Indonesia dapat berperan lebih aktif dalam melihat kebutuhan tenaga profesional di segala bidang dengan kebutuhan dunia birokrasi dan usaha. Para pekerjayang ingin memperoleh ilmu dan meningkatkan profesionalitas mereka perludiakomodasi oleh lembaga pendidikan seperti universitas dengan membuka program- program yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan secara bertanggung jawab.Kesadaran tentang paradigma instruksional lembaga pendidikan kita juga tampaknya perlu digeser menjadi paradigma pembelajaran yang mengedepankan keberagamanmodel belajar dan multiple intelligences. Pada titik ini, peran dosen dan tenaga pengajar lainnya menjadi sangat penting. Karena itu, dosen dan tenaga akademis di setiap lembaga pendidikan tinggi dituntut untuk memiliki kemampuan, pengetahuan, dan keahlian dalammemutuskan bagaimana dapat membantu mahasiswa belajar secara maksimal. Perubahan paradigma pembelajaran ini juga membawa konsekuensi logis kepada universitas untuk melakukan program-program penyegaran dan pelatihan yang dapat memacu kreativitas pembelajaran (Kezar, 2000).
Strategi Industri
Dengan membuat industri percontohan, dalam hal ini BUMNIS, jelas Habibie tidak semata mengembangkan Iptek tapi juga industri. Pengalaman di industri Jermanmembuat Habibie sadar bahwa Iptek justru berkembang pesat tatkala teraplikasi dalamdenyut industrialisasi. Bahkan menurut Bito, pemikiran dasar Habibie adalah teknologitidak dapat diperoleh melalui teksbook, melainkan dengan memanfaatkannya, barukemudian menguasai dan mengembangkannya. Artinya tanpa ada industri makateknologi sulit dikuasai dan dikembangkan. Terlepas dari implementasinya yang masihterbatas di BUMNIS, Habibie memiliki apa yang disebut Strategi Transformasi Industri(STI), dirumuskan sebagai “berawal dari akhir dan berakhir dari awal” Intinya adalah proses bertahap dari kemampuan produksi, integrasi teknologi, pengembangan teknologi baru, dan riset dasar.STI bukan hal baru dan khas Habibie. Studi-studi menyimpulkan bahwa technologytransfer (TT) bukanlah semata persoalan mengimpor embodied-technology melainkan persoalan bagaimana menguasai dan mengembangkannya setelah diimpor. Di sinimuncul persoalan daya serap teknologi penerima (technological absorptive capacity),artinya penguasaan teknologi baru selalu mensyaratkan dalam kadar tertentu kemampuanteknologi sebelumnya (technological capabilities, TCs). Substansi pandangan ini adalah pertama, proses TT tidak statis tapi dinamis, terencana, dan proaktif. Kedua, TCsdibangun secara gradual dari memanfaatkan lalu perbaikan kecil (minor and incrementalchange), sampai perubahan besar (radical change and technological breakthrought).STI adalah satu formula dari proses gradual tersebut. Jadi tidak benar bila strategiHabibie dikatakan leap-frogging. Yang Habibie inginkan adalah akselerasi melewati tiaptahapan. Sayangnya, STI tidak secara eksplisit mengungkap kemampuan management

dan marketing, padahal itu penting dalam inovasi Schumpeterian. Menurut studiMcKendrick (1992) mengenai IPTN, meskipun kemampuan teknologinya meningkatsecara mengagumkan namun tidak dibarengi kemampuan managerial dan marketing.Mantan Presiden Baharudin Jusuf Habibie memberikan 3 resep agar Ilmu Pengetahuandan Teknologi (Iptek) Indonesia bisa bersaing dengan negara lain. Agar produk Iptek bisamembidik pasar domestik dan internasional. "3 Pola strategi yang berorientasi pada pasar domestik dan internasional dan harus dilaksanakan secara simultan," ujar BJ Habibie.Hal itu disampaikan dia saat silaturahmi dengan Presiden SBY dengan Akademi IlmuPengetahuan Indonesia (AIPI) di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu(20/1/2010).Ketiga strategi itu adalah pendidikan yang kuat, pelaksanaan riset dan teknologi serta pengadaan lapangan kerja. "Pelaksanaan riset dan teknologi dan pengadaan lapangankerja harus mendapatkan perhatian yang lebih serius dan rinci," imbuh Presiden RI ke-3itu. Selain itu dana untuk riset juga harus ditingkatkan. "Biaya riset dan teknologi perlusekali ditingkatkan. Perusahaan yang melakukan riset perlu diberi insentif kebijakan," jelasnya. Tak lupa Habibie mengingatkan agar 'mengamankan' pasar domestik di tengah persaingan dengan negara lain agar ketiga strategi itu bisa berhasil. "Pasar domestik satu-satunya penggerak utama pendidikan, penggerak riset dan teknologi dan pengadaanlapangan kerja. Karena itu wajar jika pasar domestic diamankan," tegas dia.Universitas Indonesia menganugerahi gelar Doktor Honoris Causa kepada BacharuddinJusuf Habibie. Presiden Republik Indonesia ketiga ini mendapat gelar doktor kehormatandalam bidang filsafat teknologi.Upacara penganugerahan yang dipimpin Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri tersebut berlangsung di Balairung UI, Sabtu (30/1) sekitar pukul 09:00 WIB. Pada acara penganugerahan tersebut, Habibie membacakan pidato berjudul "Filsafat dan Teknologi".Pidato tersebut memaparkan bahwa berfilsafat tanpa memperhatikan danmemperhitungkan dampak dan kendala teknologi tidak mungkin lagi dapat menghasilkankarya pemikiran yang sempurna. Sekurang-kurangnya teknologi dan filsafat harus bersinergi agar tercapai kualitas keuanggulan.Habibie juga menginginkan agar industrialisasi melalui alih ilmu pengetahuan danteknologi tidak dilepaskan dari prinsip-prinsip filosofis pragmatis. Setidaknya ada tiga prinsip filosofis yang berkenaan dengan teknologi. Pertama, teknologi tidak bebas nilai.Kedua, kebertautan antara teknologi dan kebudayaan dan ketiga, kesiapan infrastruktur etis bagi teknologi. Habibie menuturkan, ada dua hal yang membuatnya sangat bahagiamenerima gelar honoris causa dari UI. Pertama, karena dari universitas inilah, iamendapat kartu mahasiswa pertamanya pada 56 tahun silam. "Saya mendapat kartumahasiswa pertama saya dari Fakulteit Techniek Universiteit Indonesia di Bandung,"ujarnya dalam pidatonya hari ini. Alasan kedua, Habibie sangat bangga menerima gelar doktor dalam filsafat kepada orang yang lebih dikenal umum sebagai teknolog.

Sektor Industri
Ciri lain yang dikemukakan Ergas, negara-negara berorientasi misi tertentu umumnyamengeluarkan biaya R&D yang besar pada sektor-sektor yang berkaitan dengan pertahanan (defense related aspects). Seolah menguatkan dugaan kebijakan Habibiemission-oriented, pilihannya pada sektor Industri Strategis dalam pengertiannya saat ini juga didominasi sektor-sektor yang terkait dengan pertahanan negara. Dari 10 BUMNISsebagian besar produknya sangat gampang diasosiasikan dengan kepentingan hankam.Meskipun ada keterkaitan dengan kepentingan rakyat, persoalannya masih banyak sektor lain yang lebih menyentuh hajat hidup orang banyak, seperti industri berbasis pertanian,otomotif, dan sebagainya. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, pilihan sektor haruslah didasarkan pada kalkulasi opportunity cost yang matang. Tanpa kalkulasi ituakan membebani keuangan negara.Untuk kasus IPTN dapat diduga itu subjektif Habibie. Tapi untuk yang lain, patut didugarefleksi kuatnya militer saat itu. Bagi militer, pengertian strategis (berdampak luas dan berjangka panjang) tiada lain kecuali pertahanan negara. Maka pilihan BUMNIS sepertiitu boleh jadi hasil kompromi dua kepentingan politik yaitu Habibie dan regim militer saat itu. Melalui pilihan sektor semacam itu bukan akselerasi yang terjadi malah“kegagalan” yang dituai. Dengan menggunakan kerangka Porter Diamond, ada empatkomponen domestik agar industri suatu negara mencapai competitive advantage (1990). Pertama, kondisi faktor-faktor produksi, meliputi SDM, input material, inrastruktur, dansebagainya. Di sini yang dibutuhkan adalah advanced and specialized factors. Kedua,kondisi permintaan/konsumen dalam negeri. Di sini yang dibutuhkan selain jumlah yang besar tapi juga karakternya yaitu demanding buyers (pembeli yang faham dan cerewetakan mutu produk). Ketiga, kondisi persaingan dalam negeri (domestic rivalry). Di siniyang dibutuhkan adalah iklim persaingan yang sehat, bukan monopoli, oligopoli, ataukartel. Keempat, kondisi industri pemasok dan klusternya (supplier and relatedindustries). Semakin baik industri pemasok dan klusternya maka semakin baik industriinduknya.Berbeda dengan kritik yang sering dilontarkan banyak pihak, kesalahan pemilihan sektor bukanlah karena jenis teknologinya yang high-tech atau low-tech. Namun terletak padaopportunity cost dan dukungan komponen daya-saing seperti di atas. Sektor-sektor yangdipilih Habibie, misalnya IPTN, selain secara opportunity cost masih terus dipertanyakan, juga sulit mendapat dukungan kondisi dalam negeri dengan baik. Padahal sepertidisarankan Porter, meskipun mustahil sejak awal terpenuhi keempatnya, namun sebuahnegara harus memulainya minimal dari salah satu kondisi dalam negerinya yang palingkondusif.Strategi lompatan katak dalam pengembangan iptek dan industri bukan barang asing bagi bangsa kita. BJ. Habibie, mantan Presiden RI, memformulasikan strategi transformasiteknologi dalam empat tahap: (1) Lisensi, (2) Integrasi teknologi, (3) Pengembanganteknologi, dan (4) Penelitian dasar. Istilah lompatan katak secara khusus digunakan untuk menunjukkan betapa cepatnya dua negara, yakni Jerman dan Jepang, dalam mengejar ketertinggalan teknologi dan industri, hingga saat ini berhasil mendudukkan dirinyadalam deretan negara maju (Murphy, 2001). Di bidang teknologi energi, lompatan katak

teknologi umumnya dipahami sebagai sebuah strategi negara berkembang untuk menguasai, menggunakan, dan mengembangkan teknologi hemat energi dan ramahlingkungan tanpa harus melalui tahapan-tahapan yang dilewati negara maju.Konsumsi energi terbesar umumnya terjadi pada sektor transportasi, industri, dan rumahtangga. Leapfrogging teknologi energi perlu memperhatikan aplikasi pada ke-3 sektor tersebut. Pada sektor transportasi, cutting edge teknologi energi saat ini diantaranyaadalah teknologi kendaraan hibrida (hybrid vehicle - HV), fuel cell vehicle - FCV, bahan bakar hayati (biofuel), dan sistem transportasi massal untuk penghematan energi.Sedangkan sektor industri dan rumah tangga pada umumnya bergantung pada penyediaanenergi oleh pemerintah, baik dalam bentuk listrik ataupun BBM. Penggunaan energi solar (photovoltaic ataupun termal), geothermal, biogas, dan angin adalah beberapa pilihansumber energi ramah lingkungan yang bisa digunakan untuk menghasilkan listrik gunamendampingi penggunaan BBM. Biofuel, seperti minyak jarak, juga memiliki potensi besar untuk secara gradual mensubstitusi penggunaan solar di industri.
Beberapa contoh cutting edge teknologi energi
Kendaraan hibrida yang menggunakan kombinasi mesin bensin/solar/gas (internalcombustion engine) dan motor elektrik saat ini semakin menjadi pilihan di berbagainegara maju. Penghematan energi pada kendaraan ini umumnya disebabkan oleh tiga hal berikut: (1) Regenerative braking yakni konversi energi pengereman menjadi listrik yangdisimpan di dalam baterei,(2)Tambahan daya dari motor elektrik pada saat kendaraan berakselerasi dan melakukan manuver-sehingga ukuran mesin bisa ditekan, dan(3) Automatic start/shutoff yakni mesin akan mati secara otomatis padakondisi idle (misalnya lampu merah) dan akan hidup secara otomatis pada saatdiperlukan. Selain pada saat pengereman, secara umum motor elektrik mendapatkan pasokan daya dari mesin pada saat kendaraan beroperasi.FCV banyak dipandang sebagai kendaraan masa depan; terutama bila sumber energiuntuk keperluan produksi hidrogennya diperoleh dari energi terbarukan (seperti energisurya, angin, biomassa, dan sebagainya). Hidrogen bisa digunakan secara langsung didalam mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) ataupun sebagai pembawaenergi (energy carrier) untuk menggerakkan motor elektrik.FCV adalah kendaraan yang berbasiskan motor elektrik yang menggunakan hidrogensebagai pembawa energi. Dengan menggunakan teknologi seperti PEM (Proton ExchangeMembrane), hidrogen hanya akan menghasilkan putaran motor elektrik dan air (H2O).Jacobson (2005), memperkirakan akan terjadi penurunan angka kematian lebih dari 6,000orang per-tahun di USA bila seluruh kendaraan di negara tersebut beralih ke FCV. Namun pada saat ini FCV belum digunakan dalam skala luas dikarenakan masihmahalnya biaya produksi hidrogen, terutama dari sumber energi terbarukan. Berbagairiset terkait dengan hal ini masih terus berlangsung.Penggunaan biofuel untuk mesin pembakaran dalam, baik mesin bensin ataupun mesinsolar, adalah teknologi energi ramah lingkungan yang bisa segera diimplementasikan diIndonesia. Pada tahun 2005, jurnal Naturemelaporkan bahwa tingkat penggunaan bahan bakar ethanol di Brazil telah mencapai angka 40% secara nasional. Beberapa penelitianmenyebutkan bahwa penggunaan bioethanol di Brazil berhasil menekan polusi gasCO2sebesar 12-18% per tahun (Rodriguez dkk, 1997; Gallagher, 2006).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar