Sejumlah tokoh pergerakan dan cendekiawan Indonesia
pernah mentasbihkan bahasa Melayu untuk disejajarkan dengan bahasa-bahasa
lainnya di dunia. Ki Hajar Dewantara misalnya menilai bahwa, “Bahasa Melayu itu
mudah dipahami oleh seluruh suku bangsa yang ada di Nusantara. Sebab,bahasa
Melayu mempunyai susunan, ucapan yang hidup, jelas maknanya, dan ringkas serta
mudah menyesuaikan diri dengan pikiran dan situasi yang baru. Selain itu,
bahasa Melayu susunan kalimatnya pendek dan tegas, serta pengucapannya yang
mudah dimengerti oleh lawan bicara (IbrahimAlfian, 2001: 79). Pandangan hampir
senada juga diungkapkan oleh Muhammad Yamin pada Kongres Pemuda Indonesia pada
tahun 1926 yang menyebutkan: “Kelebihan dan keluwesan bahasa Melayu tersebut
juga akan memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk bergaul dengan
bahasa-bahasa lainnya di Nusantara seperti bahasa Jawa, Sunda, Batak, Aceh,
Arab, dan Cina yang setiap hari menjadi teman berbicara,” kata Muhammad Yamin
kala itu. Dari pandangan kedua tokoh tersebut, maka keberadaan bahasa Melayu di
Nusantara, bukan hanya sekadar bahasa pengantar sehari-hari bagi seluruh suku
bangsa yang ada di Indonesia. Jika kita masih tetap egois dalam mononjolkan
bahasa daerah masing-masing, mungkin angin kemerdekaan masih lama kita nikmati.
Sangat sulit membangun sebuah persepsi jika bahasa daerah yang kita tonjolkan
sebagai alat komunikasi antarsuku bangsa di Indonesia. Akan banyak sekali
terjadi miskomunikasi bahasa yang tidak dimengerti oleh masyarakat lainnya di
luar suku-suku lainnya di Indonesia. Baik itu dalam surat menyurat, atau dalam
pertemuan antar-suku dalam mengatur strategi gerakan dan teknik berperang
dulunya. Sebagai penduduk yang lahir dan besar di bumi pertiwi ini, adalah
suatu kewajiban menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia kini merupakan
bahasa yang digunakan sebagai pengantar pendidikan di seluruh institusi
pendidikan dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan tinggi. Bahasa
Indonesia juga masuk dalam daftar mata pelajaran yang akan diujikan, yaitu
Ujian Akhir Nasional. Dimana dalam hal ini, pemerintah berupaya mengoptimalkan
penggunaan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat agar lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar