Kamis, 12 April 2012

Pendapat saya tentang kenaikan BBM

#Perilaku Organisasi
Baru-baru ini, pemerintah Indonesia akan menaikkan harga BBM dengan mengurangi subsidi BBM karena meningkatnya harga minyak dunia. Hitung-hitungan tentang subsidi BBM pun masih menjadi perdebatan, ada yang versi pemerintah ada yang versi kaum oposisi. Mana yang bisa dipercaya? , sampai saat ini saya masih percaya pada versi pemerintah, karena disini pemerintah adalah pelaku langsung. Bukan berarti pihak oposisi salah, tapi mestinya melakukan counter dengan pengecekan/cross check data pemerintah dengan yang ada di lapangan. Pemerintah juga harus aktif memberikan respons atas cross check tersebut. Dengan loop seperti itu, maka akan diperoleh transparansi, dan kepercayaan rakyat meningkat.
Pendapat saya,
1. Pihak oposisi vokal berkoar2 menentang pemerintah dengan data yang dimilikinya tanpa kontrol lebih lanjut* dan juga solusi alternatifnya.
Cuma ada 2 kemungkinana
- Hitung2an dari pemerintah salah, tapi pihak oposisi malas mengcross check data
- Hitung2an dari pemerintah memang benar (dan akan sama dilakukan jika pihak oposisi berkuasa), Pihak oposisi hanya ingin cari muka sehingga tidak mengecek lagi lebih lanjut
Saya lebih cenderung setuju yang kedua, karena saya juga menanyakan tentang hitung2an mereka itu ke beberapa teman di pertamina dan esdm, dan mereka setuju kalau bbm memang harus naik (berdasarkan hitung2an tentunya)
2. Pemerintah terlalu cepat dalam memutuskan kenaikan BBM
Menurut saya keputusan ini terlalu cepat, tanpa memperhatikan efek-efek di daerah. Bila saja, sedari awal tahun 2012 pemerintah mengumumkan akan menaikkan harga BBM, tentu daerah akan mempersiapkan lebih dini APBD nya dan solusi untuk meredam kenaikan, walaupun harga pasti juga naik duluan . Bukan cuma daerah ya, perusahaan juga, sehingga perusahaan akan memperhitungkan laba rugi perusahaan di awal tahun dan mempertimbangkan kemungkinan kenaikan gaji karyawan. Belum lagi solusi dengan BLT, terlihat sekali buru-burunya
3. Terlihat sikap media, bukannya informatif, tapi super-informatif dengan memberikan informasi yang sebagiannya dibesar-besarkan. Tentu saja ini memunculkan opini publik yang bisa disetir.
4. Mahasiswa, ada banyak macam reaksi mahasiswa, yang demo bakar-bakaran, yang protes tapi ga pake demo atau yang apatis. Silahkan dinilai sendiri. Yang jelas, mahasiswa harus tetap kritis dan tidak punya kepentingan.
Well, mari terima dulu keputusan pemerintah ini. Sambil media, oposisi dan mahasiswa terus melakukan kontrol terhadap pemerintah terhadap realisasai kompensasi BBM. Yang masih mampu dengan kenaikan BBM mari dilanjutkan kehidupannya, kalau ada rejeki lebih mari membantu saudara yang kurang mampu, ini jauh lebih berharga daripada demo2an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar